"Aku melihat Rasulullah Saw menyerukan adzan di telinga Al-Hasan ibnu Ali saat baru dilahirkan ibunya, Fathimah." (HR Abu Dawud, Tirmidzi, dan Baihaqi).
Ibnul Qayyim mengatakan bahwa rahasia dilakukan adzan dan iqamah di telinga bayi yang baru lahir mengandung harapan yang optimistis agar mula-mula suara yang terdengar oleh telinga sang bayi adalah seruan adzan yang mengandung makna keagungan dan kebesaran Allah serta syahadat yang menjadi syarat utama bagi seseorang yang baru masuk Islam. Dengan demikian, tuntunan pengajaran ini menjadi perlambang Islam bagi seseorang saat dilahirkan ke alam dunia. Hal yang sama dianjurkan pula agar yang bersangkutan dituntun untuk mengucapkan kalimat tauhid ini saat sedang meregang nyawa meninggalkan dunia yang fana ini. Tidaklah aneh bila pengaruh adzan ini dapat menembus kalbu sang bayi dan mempengaruhinya meskipun perasaan bayi yang bersangkutan masih belum dapat menyadarinya. (Tuhfatul Maudud, karya Ibnul Qayyim).
Sudah kita maklumi semua bahwa setan akan lari terbirit-birit manakala mendengar suara adzan. Karenanya, setan yang berupaya mengganggunya akan mendengar kalimat yang paling dibenci olehnya saat sang bayi memasuki permulaan kehidupannya di alam dunia. Perlakuan ini menerangkan akan kepedulian Nabi Saw terhadap akidah tauhid yang harus ditanamkan secara dini dalam jiwa sang anak dan sekaligus untuk mengusir setan yang selalu berupaya mengganggu sang bayi semenjak kelahirannya dan memulai kehidupan barunya di dalam dunia.